Kamis, 23 Februari 2012


Senin yang indah,
bersama Farah Ramadani

Jam 07.15.
Baru saja aku masuk ke halaman sekolah, ku lihat semua guru berkumpul di kantor, biasanya ada di kelas menemani anak anak baca iqro, sebelum sempat heranku bertambah ku lihat Ibu kepala sekolah menggendong seorang anak. dan Bu Tuti segera menhampiriku yang sedang melepas helm.

"Ayooo Bu Teni anaknya bermasalah tuh .." Senyum cemas Bu Tuti mengiringiku masuk ke kantor. suara tangis Farah masih keras melengking, matanya sembab suaranya sudah serak.

"Sudah lama...?" Aku berbisik sama Bu Tuti

" Sudah setengah jam lebih, tadi di antar Umminya belum nangis pas Umminya pulang Farah nya ngamuk " Bu Tuti menjelaskan.

Farah, adalah satu satunya putri kecil di Grup A asuhanku, Farah yang paling manis , ga rewel, paling mandiri, paling gampang di ajak belajar, suaranya kecil hilang hilang, sering kehilangan perhatianku tersedot oleh kawan laki lakinya yang full batrenya, Farahku yang mungil, BB nya cuma 13 kg. tinggi badannya cuma 102 cm, tapi dia lancar membaca juga Iqro, paling senang kalau aku bernyanyi tik tik bunyi hujan.

"Mau ke Umiiiii....." Farah menjerit jerit, kakinya menggelosor ga ketahan.
"Kan Umminya lagi bekerja sayang, dinas pagi .." Ibu Kepala kerepotan memegangi Farah.
"Pulangggggg.....mau pulangg...." suara Farah hilang di telan tangisnya yang makin serak.
"Abinya juga sama dinas pagi sayang, Farah kan anak sholeh , anak Ibu yang pinter ..?" Ibu Kepala berusaha keras membujuk
"Ga mauuuu... mau pulangggg...." seuara Farah melengking
"khoeek.... khoeekk...Ummiiii..." Farah terbatu batu di iringi muntah , sepertinya kering tenggorolkannya, aku menyodorkan air minum tapi di tolak kakinya menendang sambil tetap menjerit jerit, kontraksi di tenggorokannya memancingnya muntah, Ibu Kepala benar benar kewalahan kerudungnya sudah miring miring ga jelas, dengan bahasa isyarat Beliau memintaku mengambil Farah. ku taruh tasku, dan ku hela nafas dalam dalam , ku turunkan energi dan emosiku di titik nol , sebab aku tahu anakku lagi tinggi emosinya.

Bismillah, ku ulurkan tangan meraih Farah, bajunya basah keringat bercampur air mata, aduh anakku sayang hatiku luruh begitu tubuh mungil itu denngan cepat beralih ke pelukanku, tangisnya masih keras, memelukku erat.
"Ibuuuuu... pulanggggg..." suara seraknya memohon.
Aku membalas pelukannya dengan usapan lembut di punggungnya, ku seka wajah kecinya yang basah oleh air mata, ku cium lembut pipinya yang lengket ku beri dia senyum, tanpa kata, tanpa penyanggahan, tanpa tawaran untuknya
"Ummiii...mau ke Ummi...." Farah masih menghentak hentakkan kakinya di pelukanku .
Ku bawa Farah ke luar, mengitari Masjid di depan Sekolah. ku tepuk tepuk punggungnya lembut, dan aku bersenandung pelan

"Allohuma Sholi A'la Muhammad, Ya Robbi Sholi a'lahi wa salim..."
.
Aku bershalawat di telinganya, terus berulang ulang, beberapa kali Farah masih memanggil Ummi dan Abinya, dan aku terus bersholawat lembut dan sepenuh hati, ku dekati kolam kecil di belakang sekolah , ku arahkan agar Farah melihatnya, dan benar mata sembabnya mengikuti tanganku menyentuh air, aku terus bersholawat, tangis Farah sudah mereda tapi masik kuat memelukku.

"Hai ikan ikan kecil .. sedang apa kau ..?" aku memasukkan daun daun kecil ke kolam,
" Iiihhhh.. ko kecil semua ya ikannya, yang gede nya mana ya .. kaya anak TK kecil semua ..."
"Ibu.. kalau yang gede kan di makan ...aku suka ikan goreng .." tanpa ku duga Farah menyahutku, matanya berbinar.
"Alhamdulillah...." aku bersorak melihat Farah begitu antusias

5 menit kemudian Farah dan aku bergandeng tangan memasuki kelas, ke kedipkan mataku pada guru gru yang tersenyum senang.

Segenap Shalawat dan Salam terhatur kepada Nabi yang penuh cinta kasih, Muhammad SAW.
sebab namamu yang mulia
sebab cintamu yang tak berbatas
mampu menghilangkan tangis, anakku
terima kasih Farah...
sebabmu Ibu jadi berShalawat
Senin yang indah..

By CAMAR PUTIH



Tidak ada komentar:

Posting Komentar