Sabtu, 25 Februari 2012


DISGRAFIA namanya.........
Ini hampir bulan ke 3 lepas semester 2, namun buah hatiku Si Lobot Faijelku begitu Dia menamai dirinya sendiri dengan tokoh film kesukaannya Power Ranger itu, belum juga bisa pegang pensil dengan benar, Aku ingat bulan bulan pertama Matahari kecilku ini masuk Sekolah TK Aku benar benar di buat terkapar kepayahan karena di banding temannya di Grup A Dialah yang paling tidak suka pegang pensil, memang benar usianya paling bontot kurang 5 bulan dari 4 tahun, namun kemampuan membacanya melesat mendahului temannya yang lain, demikian juga dengan bacaan Iqronya, maka Aku memacunya dengan semangat agar mau memegang pensil namun jagoanku ini malah malas malasan, sering emosiku naik turun karenanya.
Hingga hari ini Dia masih lepas lepas kalau pegang pensil, tangan lembutnya begitu lemas ku tekan sedikit agar kuat memegang pensil malah sang pensil yang terlepas mengggelinding ke kolong meja.
"Aduuuhhhh...ayo papa pegang pensilnya kuat kuat "
Aku mengusap peluh yang menitik jika sudah buntu begini, rasa sedih dan bingungku membuat emosiku tidak terkontrol.
Demikian juga saat mewarnai, pensil warna hanya bergerak maju mundur di satu titik tidak bergeser ke sisi yang lain dan jika ku ingatkan maka hasilnya bukan lah mewarnai sesuai gambar namun mencoreti gambar itu sebab kepalan tangan nya menempel di kertas membuatnya susah bergerak. Selain Papa, Ikhsan juga sama menyusul Arya dan Saeful, dan kepalaku memberat mengingat ini.
Berbagai upaya sudah ku coba untuk Papa di rumah juga di sekolah dengan memberinya hadiah kecil saat dia mau menulis dengan baik tapi hasilnya tak berubah.
Akhirnya, dengan setengah menyerah Aku putuskan Papa untuk kembali ke awal, tidak mengikuti program LKA, lembar kerja siswa dari sekolah tapi Aku buatkan Dia program sederhana, yaitu membuat garis lurus memakai titik, aku buatkan Dia satu titik dan satu titik lagi di sudut yang lain dan ku minta Dia menyambungkannya, luar bisa .... ternyata untuk membuat garis lurus saja buah hatiku kesulitan, dari jarak 5 cm aku perpendek menjadi 2 cm barulah setelah berulang ulang di dapat juga satu garis yang cukup tebal dan tegak lurus, Aku menghela nafas sayangku, cintaku, manisku, ku cium pipinya .. hebatttt pujiku.
Sulungku memberiku solusi untuk mengunjungi mbah Google dan bertanya tentang masalah Ci Lobot Faijelku ini.
Dan Aku terpana ... ternyata Astagfirulloh Anakku di indentifikasi menderita DISGRAFIA..
Pertama membacanya keren sekali, waw.. kalau Aku punya bayi lagi ku namai ini , hehehe..sayang ini nama dari sebuah kesulitan menulis atau Learning Disorder dengan ciri perifernya berupa ketidak mampuan menulis, terlepas dari kemampuannya membaca maupun tingkat intelegensinya, bahkan ada yang di atas rata rata, dan juga bukan merupakan karena gangguan motorik halus maupun visual.
Ternyata dari literatur yang Aku baca, Anak dengan gangguan Disgrafia mengalami kesulitan dalam mengharmonisasikan ingatan dan penguasaan gerak ototnya secara otomatis saat menulis huruf dan angka.
Ingatanku melayang pada beberapa anakku yang mempunyai gejala sama, dan teringat juga bagai mana susahnya kami mengarahkan mereka, ada yang mengalami Disgrafia , ada juga yang Disklasia kesulitan dalam membaca , ada yang salah satu tapi ada juga yang keduanya.
Sungguh luar bisa perbedaan energi juga emosi saat kita tidak mengetahui sesuatu dan ketika kita mengetahui sebab sesuatu, demikian juga halnya Aku, caraku menghadapi Papa kini berbeda jauh dengan saat aku belum tahu sebabnya.Aku lebih sabar, tak lagi khawatir, dan panik.
Aku buatkan Papa beberapa titik titik baik itu horizontal, vertikal, lingkaran, kurva, dan beberapa bentuk geometris sederhana, ku padu dengan pensil warna warni agar mudah membedakan dan Dia tidak mudah jemu.
Alhamdulillah perlahan ada perubahan lembar demi lembar berubah tidak lagi acak namun mulai sesuai jalur.
Aku membuatkan beberapa buku yang sama untuk anak anak yang lain.kebetulan tadi siang ada pertemuan bulanan dengan orang tua murid dan Aku menyampaikan maksudku dengan program sederhana yang ku rancang untuk mereka , sebab aku membuatnya sebagai pekerjaan rumah jadi perlu kerja sama yang baik dengan orang tua di rumah .
Alhamdulillah orang tua murid menyambut antusias.
Aku pun membuat sebuah gerak senam yang sederhana yang di lakukan setiap hari sebelum kegiatan menulis di mulai , yang melibatkan kerja aktif otot bahu, lengan atas serta lengan bawah dan jari jemari.
Semoga sekecil apapun itu membawa perubahan yang menggembirakan nantinya.
Terima kasih Papa ku sayang, karenamu aku jadi mendapat ilmu yang luar bisa.
Mari nak ... kita bergandeng tangan belajar dan belajar setiap hari tanpa henti.
Padamu, karenamu, untukmu, ku kerjakan banyak hal dan itu membuatku sangat hidup.
Hadirmu menjadi Anugrah yang tak putus mengalir di tiap detik yang ku lewati.

Papa sayang oh anakku sholeh
jangan menangis, jangan bersedih
mamah di sini
jagain Papa... jagain Papa

(senandung kecil saat Papa masih bayi, sekarang suka ku nyanyikan berangkat dan pulang sekolah di perjalanan sambil menikmati angin menerpa karena motorku melaju perlahan )


by camar putih, 25 Feb 2010

 

Puisi Untuk Ibu

Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya memperbaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

Ibu…..

Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah

Ibu…..

Setiap kali aku khilaf
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia obati dengan penawar dan semangat
Dan Bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Alloh

Namun…..
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu….

Ibu….

Aku sayang padamu…..
Ya Alloh….
Aku bermohon padaMu
Beri tempat yang indah ia disana
disisiMu...

Jumat, 24 Februari 2012


Rafi Muhammad Aufa Chestarifa

Selalu dengan senyum khasnya....
Lirikan mata beningnya...
gayanya yang mengundang tawa..
kadang sesekali rengekannya yang bikin gemes...
Hobby main bola katanya..
dipakainya dengan bangga kaos bola kesayangannya..
sepatu sekolahnya ( pengin punya sepatu bola....)
sambil menenteng bola dia mulai beraksi..
Dia jagoanku..permata hatiku..teman suka dukaku..pelipur laraku..
dia matahariku yang selalu menyinariku...bersama bintang sore yang selalu hadir menemaniku
Aku ada untukmu...







Muhammad Ziyadhatul KhoiryJam 22.05
mata bening itu masih membulat penuh, tak ada tanda tanda kantuk di sana
setengah ragu ragu dia berbisik pelan pelan
"mamah.. peyut papa bilang mau makan.. gimana coba..?"
aku menatapnya dengan setengah gemes
pandai memilih bahasa dia
"bilang sama peyutnya besok pagi saja sekarang sudah malam"
kataku berdiplomasi menuruti gaya dia.
dia mengelus perut mungilnya, setengah memohon dia bilang
" mamah cantikk... peyut papa maunya sekalang "
tepat di sasaran aku pun luluh
lalu ku bikinkan telur dadar kesukaan dia dengan kecap
10 menit saja isi piring sudah berpindah dengan mulus ke peyut mungil itu
setelah doa selesai makan dia pun dengan manis menutupnya dengan khas
"makasih mamah .. papa cinta sama mamah, i love you mah you my evithing"
dan kembali aku luluh lantak
lebih dari itu pun aku mau sayang ku cium pipi lembutnya
"malam sayang love you too.. mimpi indah ganteng".
Jam 22.30.
cuma 30 menit
namun terkenang sepanjang sisa usiaku
Muhammad Ziyadhatul Khoiry di usia 4,3 tahun.

by camar putih, 11 Januari 2012

Doa untuk anakku Tiandra Tiara
Telah ku lalui jalan yang tak mudah
kadang kemarau terik memanggang
lengang seperti sahara tanpa teman
jeritku kembali menjadi gema yang memilu
kadang malam menjadi gelap tanpa bayangan
tanpa kerlip lentera terbawa angin
ingin ku tangkap cahaya nya meski hanya serupa titik membias
namun tangan tak bertenaga
gelapku menyempurna
namun menatap wajah cantikmu
anakku Tiandra Tiara
ketegarannku melumpuh
ngilu merobek hati
segenap tabahku menguap
aku bundamu nak.
meski tak bisa ku kurangi dukamu
ku sediakan pangkuanku untukmu
jangan bersedih cantik
Alloh sungguh maha penyanyang dengan cara yang paling unik..
sebentangan langit ku kirim doa untukmu.

by camar putih 7 Jan 2012
CINTA SELAMANYA

Mataku memberat menahan kantuk
di luar gerimis putih menyelimuti laksana tirai
harusnya dengan selimut lembut yang tebal
aku dah lelap d buaian mimpi
namun gelisah di dasar hati
membuat mataku tetap terjaga
mengintip langit dari kisi kisi jendela
mencoba memunguti puzzle dari gambar hidup yang telah terlewati
beberapa aku tak sanggup merapatkannya ingin ku buang saja
lalu dengan apa kotak kosong itu ku genapi ? aku tergugu
harusnya sudah jadi gambar diri, sebab waktu tak lagi lama buatku
masih jua tersamar tak terkenali
memudar berubah bentuk, acak di permainkan air hujan
sekiranya boleh ku ulang
kembali ke awal
akan ku jalani hidup
bersamamu
di sisimu
melayanimu
di sepanjang tahun tanpa jeda
dan...
aku pun tersedu.

(untukmu sayang, maaf atas ribuan hari yang tak bisa ku layani,
asal kau tahu... cintaku tak berkurang hingga ribuan hari ke depan..)

by camar putih, 13 Januari 2012
 

Diary Untuk Nadya..

Sejak Subuh ada yang terlintas di hatiku, dan aku menepuk dahi ah...Good Idea kenapa ga terpikir dari kemarin ya.. membayangkannya saja aku sudah merasakan debaran hangat di dadaku. oke... I will do it.
7.05 Toko buku langgananku sudah buka, dan Aku langsung memilih- milih Diary yang semuanya lucu- lucu, Aku ingin yang berwarna pink sayang tidak ada, dan pilihanku jatuh pada buku Diary berwarna hijau lembut bergambar kartun anak kecil yang lucu ada kunci kecil menggantung di sana, sesaat setelah buku itu di tanganku aku sudah merasakan kebahagiaan yang menjalari hatiku ,bayangan mata Nadya yang bulat bening membuatku tersenyum.
Dan waktu istirahat pun tiba Aku mengajak Bunda Nadya ke kelas ke sediakan kursi kecil untuk kami bertiga mengobrol.
" Ibu itu apa..." rasa ingin tahu khas anak kecil memaksa Nadya bertanya cepat .
"Nanti Nadya akan tahu.." Aku tersenyum menggodanya.
Bundanya ikut tersenyum sambil memangku Nadya, Aku menggeser sebuah kursi untuk Nadya agar tidak di pangku.
"Begini Ibu.. Saya punya sesuatu untuk Nadya..." Aku memulai.Bunda Nadya agak tegang sepertinya.
"Sebuah Diary kecil, tidak seberapa harganya Bunda, ini untukmelatih Nadya agar lebih pandai mengungkapkan perasaannya , kebetulan Nadya sedah pandai membaca juga sudah lancar menulis."
Kulihat Bundanya Nadya tersenyum kaget sambil menutup mulut
"Aduuhh.. Ibuu...."
"Sepertinya sederhana ya bu, namun semoga saja ini ada manfaatnya untuk tumbuh kembang Nadya, di antara semua temannya Nadya lah yang paling berani mengatakan cita citanya hampir setiap hari, jadi bagai mana mungkin Kami mengabaikannya.."
"Ibu ...jadi ngerepotin ya..." Bunda Nadya di sergap rasa haru, dan menular ke hatiku
"Ibu ... ada latihan yang bagus buat si anak saat belajar menulis Diary, Dia belajar mengkoordinasikan antara apa yang di pikirkan dengan cara mengungkapkannya, Dia akan belajar memilih kata yang Dia sukai untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan, perbendaharaan katanya akan meluas dengan sendirinya , motorik halusnyajuga akan terlatih dengan baik saat sering menulis, Dia juga aka terlatih untuk peka pada apa saja yang di lihatnya lalu menuangkannya lewat kata kata.." Aku melihat Nadya yang sedang tersenyum senang memegang hadiah kecil itu.
"Ibu, saya jadi teringat sewaktu liburan kemarin Saya dan Nadya ke Bandung dan saat jalan jalan di Mall Nadya bertanya boleh tidak dia meminta Diary, dan Saya bilang tidak boleh Diary seperti itu untuk orang dewasa, ternyata saya salah ya.. jadi merasa bersalah ..." mata Bunda Nadya nampak berkaca kaca. aku tersenyum maklum.
"Diary.. lebih dari hanya sekedar catatan harian atau pun curahan hati seseorang, Diary juga bisa menjadi motipasi yang kuat saat suatu waktu nanti Nadya besar dan mengalami masa yang sedih dan hilang semangat Diary ini bisa bercerita betapa saat kecil Dia adalah anak yang penuh semangat , punya cita cita luar biasa, Insya Alloh Diary ini akan menjadi sumber inspirasi buat Dia, bu.."
"Nadya memang suka segala jenis Hewan Bu.. juga suka menulis , hanya saya tidak terpikirkan sampai ke situ.." Bunda Nadya mengusap kepala Nadya dengan sayang.
"Tak apa ibu, mari kita mulai hari ini, Nadya boleh menulis apa saja di buku ini jangan takut bukunya cepat habis ya..jika buku ini habis nanti Nadya dapat 2 buku Diary lagi , satu dari Ibu dan satu lagi dari Bunda ..." Ku lihat mata indah Nadya bersinar jernih sempurna untuk Anak yang sedang bahagia.
"Nadya boleh memperlihatkan catatan Nadya sama Ibu tiap hari nanti ibu kasih bintang setiap harinya satu ya...dan nanti Nadya akan belajar membacakan Diary Nadya di depan teman teman "
" Mau .. mauu...." Nadya bersorak
dan
Hatiku jauh lebih bersorak
Teringat sosok sahaja Pahlawan Tanpa Tanda Jasa dari Laskar Pelangi, Ibu Guru sejati, Ibu Muslimah yang mampu melahirkan sesosok murid yang kemudian menjelma menjadi Penulis betseller Andrea Hirata.
menyemai impian di tanah subur luar biasa.
ingin ku ikuti jejaknya meski hanya satu langkah yang jauh dari sempurna. tak apa.. bersama mahluk mahluk kecil yang mempuyai ruang dan waktu selebar hamparan bumi dan langit, yang mempunyai energi melebihi sinaran matahari, yang menerimaku tanpa syarat, kepercayaan yang seputih perak, bagaimana tidak membuatku ingin selalu melakukan yang terbaik buat mereka melebihi apa yang ku tahu.
Tulislah cita citamu ..Nadya sayang ..Semoga akan menjadi tulisan Takdirmu kelak.
Tulislah impianmu Anakku ... Semoga Alloh mencatatkanya buatmu menjadi sebuah kenyataan
Jadilah dokter yang sholehah ...permata hati ayah Bundamu

Hati dan Jiwa seorang Anak laksana kertas putih, Kitalah yang menulisinya, maka tulislah hal hal yang indah untuk mereka .

Amin.

Teriring Doa dan Kasih ibu untukmu.
24 Feb 2012, by camar putih

Pada suatu saat di sore hari,

Brum..brum....tin...tin......motorku memasuki halaman rumah
tepat saat kumatikan mesin motorku.........anakku yang bungsu si Afi menyerbu memeluk aku
"Ada apa sayang.........? kataku ".....dia mengendorkan pelukannya sambil menyembunyikan sesuatu
di belakang punggungnya...la la la...dia memperlihatkan sesuatu yang dia sembunyikan...selembar kertas gambar yang telah dia beri warna....."gambar pemandangan abi...katanya sambil tetap memamerkan hasil karyanya. Kuamati gambar hasil karya anakku dengan seksama......goresan halus.....warna yang berani dan tidak takut salah....dengan bangga dia tunjukkan didepan dadanya. Kuacungkan dua jempolku sekaligussambil ku usap kepalanya...."bagus nak....jangan takut bikin gambar lagi ya! pintaku..dia mengangguk sambil berlari ke depan untuk melanjutkan keasyikannya mencoret..menggores..memulas kertas gambar yang berserakan di lantai.....Aku memandanginya dengan bangga.....kau masa depanku nak..teruslah bikin bangga abimu.



**CURAHAN HATI SEORANG ANAK**
Ayah Bunda....
... Aku ibarat bunga bunga yang sedang bermekaran
Apabila bunga ini disiram dengan air
Dirawat dengan baik
Diberi pupuk dengan teratur
Diberi pagar agar tidak ada yang mengganggu
Maka bunga ini akan tumbuh , mekar, indah dan sejuk dipandang mata

Begitupun aku.....
Apabila aku disiram dengan sentuhan kasih sayang
dirawat dengan kaidah-kaidah islam
diberi pupuk dengan ilmu
dipagar dengan kesabaran
maka insya allah kelak aku bisa mewujudkan harapan ayah bunda
menjadi anak yang sholeh dan berguna

Ayah Bunda..........
Rawat dan peliharalah aku seperti bunga ini.....

Kupersembahkan untuk semua ayah bunda.....
karena menjadi orang tua itu tidak mudah.....

By Asri Ariefa

*Ya Allah
Bimbinglah kami selalu agar menjadi orang tua yang bisa menjadi teladan buat anak-anak
Berilah kami kesabaran dalam mendidik mereka
Jadikanlah anak-anak kami menjadi anak anak yang sholeh dan sholehah
Kami ingin mereka seperti bulan yang selalu bersinar di langit
Kami ingin mereka seperti bintang yang selalu berkerlap kerlip begitu indahnya....
Ya Allah.....
Berilah amanat juga buat mereka yang merindukan kehadiran anak di sisinya....
Amiiin YRA
Sudahkah kita mendidik anak kita dengan baik dan benar penuh kasih sayang?

sumber : ibu-ibudoyannulis.blogspot.com
Apakah menurut anda artikel ini bermanfaat? jika ya, klik "bagikan"
Salam dari www.busanamuslimgrosir.com

Kamis, 23 Februari 2012

DHUHA BERSAMA MALAIKAT-MALAIKAT KECILKU
Satu siang,
di jam istirahat
awal pebruari 2012

Alhamdulillah, ku tutup buku gambar terakhir yang ku bubuhi 2 bintang dan satu gambar bibir tersenyum lebar ,di jadwal harian tertulis, printing finger dan hasilnya lukisan abstrak yang benar benar membuatku geleng geleng kepala, hmm..

"hap.. happ.. yang sudah makannya kita wudhu, lalu ke mesjid, kita shalat dhuha ya sayang.."
aku berdiri sambi...l bertepuk, anak anak beranjak memberesi bekalnya , yang lain langsung berlari menghampiriku, ku tuntun mereka ke tempat wudhu, yang lain masih berlaria larian tak mendengarku.

"hai , hai ayooo sayang nanti lagi mainnya kita shalat dhuha dulu..."
ku angkat Ikhsan yang masih bergelayut di tempat tali panjat, yang lain tertawa sambil berlari ingin ku kejar, ke ladeni mereka sambil mengembangkan tangan ku giring semua ke tempat wudhu.

Baju mereka basah kena air wudhu lebih tepatnya karena mereka wudhu sambil main air, aku tersenyum dan sedikit melotot, ku ijinkan nak, apapun nikmatilah , bisikku dalam hati dengan hati ringan.
di dalam masjid tak satu pun malaikat malaikat kecil itu duduk di sajadah yang telah ku susun rapi, semua berlarian berputar seperti gasing dengan mulut yang bak petasan rentet,kembali aku bertepuk meminta mereka berhenti berlarian.
" Nadya..."
" Restin .. ayoo sayang...pake mukenanya.."
" Ibuuu... Dika nakal niihh..." Nadya mendorong Dika sampai terjatuh , yang jatuh bangun dan membalas, sigap ku pisah mereka,
"Ibuuu, mukena aku di tarik sama dia..." Wulan menunjuk marah temannya, ku benerkan mukenanya yang miring. sungguh tidak mudah mengajak 30 orang anak yang menjadi makmum, belum sebagian yang tidak mau ikut shalat di luar menggoda lewat kaca.

" kalau sudah di dalam masjid tidak boleh lari lari, tidak boleh teriak teriak ,masjid kan tempat shalat, tempat kita minta sama Alloh .."
aku terus ngomong sambil memakai mukenaku
sebagian menempati sajadah , ku beresi mukena kecil mereka yang laki laki ku beresin shafnya

"tidak boleh terlalu rapat, tidak boleh jarang jarang nanti syetan masuk gangguin kalian.."
mereka bergidik sambil merapat ke temannya.
" tidak boleh bercanda , ikutin ibu, ga boleh mendahului, ga boleh ngomong, ga boleh ganggu teman, ibu di depan ga lihat kalian tapi Alloh lihat semuanya .. "
"iya ibuuuuu.... " mereka menjawab kompak

" Allohu Akbar...." aku takbirotulikhrom

" stttttt... ga boleh ngomong .." terdengar suara anak anak pelan sambil cekikikan
'Ikhhhhh .. kamu .. diamm.. nanti di bilangin lho..." telingaku ga bisa di bohongi menangkap suara mungil mereka yang berisik di belakangku.

"Allohu Akbar..." aku ruku

gedebuk.. lalu terdengar tawa tertahan, aku tahu mereka saling dorong.

"Allohu Akbar......" hingga..

"Assalamualaikum...." aku menutup salam .lalu...
belum juga aku berbalik ..

" ibuuuu ... Nabil bercanda.."

"ibuuu... " dan " ibuuuu..."

semua laporan seakan mereka sendirilah yang tidak bercanda.

" iya sudah ga papa besok jangan bercanda lagi ya..."
kataku paham, ku sentuh kepala mereka satu persatu saat mereka mencium tanganku seusai doa.

tak apa sayang... terima kasih sudah jadi makmumku, terima kasih sudah mau berdoa bersamaku, makasih sudah mengAminkan doaku, terima kasih sudah menjadi anak anak Islam.hatiku luruh...meruah dalam haru yang membias memenuhi seluruh rongga dadaku

Terima kasih anak anakku, permata bangsaku
Tak akan ku rampas hakmu bermain, tertawa, dan bercanda
meski atas nama apapun.

( karena doa doa kalian di shalat dhuha, sekolah kami mendapat bantuan dana pembangunan tanpa di duga,
Alhamdulillah.. terima kasih ya Robby
terima kasih nak .)

by CAMAR PUTIH

DOA UNTUK HANDIKA BAGUS PRATAMA
Satu hari di lain waktu
hari yang tak pernah bisa ku lupa

Pelajaran menjiplak dan menggunting
telah ku bagi rata kertas lipat warna warni satu orang satu, alat untuk menjiplak pun sudah di tangan mereka, Dika pegang bintang Farah bulan,

Papa lingkaran, Ikhsan daun, Dhapin burung, Arya segi tiga, dan Saeful bentuk segi empat.semua pilihan mereka sendiri .

" bilang Bismillah dulu, lalu gambar p...ake pinsil dulu ya..."
aku memegang tangan Dhapin memutarnya sesuai pola yang lain mengikluti meski tidak semua pas dengan pola.

" Ibuuu .. bantuiinn.. " Dika merengek karena pinsilnya melesat jauh dari pola. ku dekati dia lalu ku tuntun jarinya mengitari pola.

"Ibuuu..gini yaa..." Farah mengacungkan kertas warnanya,.

" Alhamdulillah .. farah pinter ya.." ku acungkan jempolku padanya dan dia tersenyum senang.

"gimanaaa iniii..." Papa merajuk karena tidak berhasil juga mendapat gambar gambar yang memuaskannya ,aku tertawa karenanya, akhirnya dengan di bantu memegang kertasnya puas juga dia dengan hasil karnya , dan mereka mengguntingnya kemudian menempelnya di buku gambar, mereka saling tukar pola dan aku asyik menemani Dhapin menggunting dan membantu melem nya untuk kemudian menempel.
tiba tiba aku tersadar beberpa menit kemudian.

"Dika mana ya.." aku bertanya pada Papa yang duduk di sampingnya.

" Dika di sini Ibuu..." suaranya terdengar di kolong bangku, aku terkejut segera ku longokkan kepalaku ke kolong meja.

"Dika sayang .. lagi apa kamu nak ..?" aku sedikit cemas.

" ga papa bu ..." dia segera keluar dari kolong meja dan ku lihat senyum lucunya mengembang di sana ..

"Dika sudah selesai Ibu.." katanya sambil menyodorkan bukunya padaku ...

"Wah... Dika pinter ya .. hebat anak Ibu Alhamdulillah.."

"boleh istirahat bu.."

" tentu saja boleh setelah berdoa dulu .."
dengan cepat dia selesaikan doanya lalu berlari keluar, aku tersenyum. satu persatu tugas menjiplak dan menggunting mereka selesai , aku senang karena anak anak tidak terlalu menguras energiku, ku kumpulkan hasil karya mereka dan aku pun berdiri, memasukkan hasil kerja anakku ke temapt buku mereka masing masing
tiba tiba
Bu Wati bertanya dengan mimik muka yang heran

"Bu Teni kenapa roknya, perasaan tadi pagi ga begitu.." Bu Wati menujuk rok lebarku
refplek ku ikuti arah telunjuknya.
dan... Masya Alloh..
ujung rokku sobek tergunting......!!
aku pun tersadar...

"Dika yaaa..."

Ujung gaunku bisa ku jahit dan tak merubah apapun,
namun kenangan yang tertoreh karena ulah manis itu sungguh tak ternilai,setiap aku teringat maka aku tersenyum geli..
doa ibu untukmu selalu Handika Bagus Pratama, kau tumbuh menjadi anak yang membanggakan...
sebab di lain hari pelajaran yang sama,kembali dia berhasil menggunting tasku dengan sukses walau perasaanku aku sudah ekstra menjaganya.
kau memang pintar nak...ckckck.

2 Februari 2012 bi camar putih




Jangan tanya kenapa
Saat cinta datang tiba tiba
Sebab cinta hadir tanpa memerlukan alasan
Hanya waktu yang akan membuktikan
Apakah itu keajaiban
Ataukah hanya sekedar eforia
Sabarlah dalam mencinta
Sebab cinta tidak tumbuh tergesa gesa...
8 Februari 2012, by CAMAR PUTIH


cinta itukah sebutir pasir?
ramai di genggaman tangan dara
tidakkah cinta lebih dari itu

namun alangkah makin tak berharga cinta
dibagi-bagi murah meriah serata kota

cintakah sebutir pasir?
bukan sahabat bukan demikian adanya
cinta adalah mata air yang membina lautan
mata rasamu mendermakan kemanusiaan
cinta menggariskan beda hewani dengan insani

selamat menemukan cinta sejati.


Banda Aceh, 9 Februari 2012, by Muhammad Rain


Mario Teguh
Engkau yang sedang digoda oleh cinta, dengarlah ini …

Dalamnya cinta menentukan dalamnya sayatan kepedihan karena pengkhianatan cinta.

Tapi jika cinta itu tidak dalam, untuk apakah mencinta?

Cinta yang setengah hati tak akan pernah mengenal keindahan yang seutuhnya dan tak akan merasakan kepedihan yang sesungguhnya.

Cinta adalah pengutuh kehidupan.

Kebahagiaanmu tak akan pernah setinggi kebahagiaan menyaksikan kemuliaan yang dicapai oleh jiwa-jiwa yang kau cintai.

Seperti, kesedihanmu tak akan pernah sedalam kesedihanmu karena kehilangan jiwa-jiwa yang kau cintai.

Memang kepedihan karena cinta itu tak terperikan, tapi untuk apakah hidup tanpa cinta?

Kepedihan cinta, tidak membatalkan keharusan untuk hidup dalam cinta.

Yang ikhlas menerima kemungkinan pelukaan cinta, justru terlindungi dari luka, dan dibahagiakan dalam cinta yang mesra dan setia.



YAKIN
Meski dengan gemuruh sedahsyat kilat
Degupku tak dapat menjerat sunyi yang lewat
hingga rindu adalah gemawan
yang tercerabut dalam kekecewaan
terlempar ke bumi jadi tangisan
lalu angin mengejang
bening rintik memburam
tanpa sesal sesaat mata kupejam

meski dengan cahaya seterang kilat
tatap ku tak juga menangkap
harap yang telah terlihat
dengan sedih walau tak beratap
kutegakkan diri tanpa gerak
bahkan gesekan daun- daun kering
yang mengancam hendak jadi puing
saat disentakkan dari ranting
tak mampu membuatku berpaling
dari segenggam yakin yang tak asing

Danasri Lor, 24 Februari 2012- EW WINARNI
— bersama Nursintauli Magdalena dan 44 lainnya.


Ketika cinta memberi,

"Aku punya sesuatu untukmu.." seorang suami dengan muka sumringah memberikan sesuatu kepada belahan jiwanya, hari perkawinan mereka berselang 3 hari sebelumnya.

"Apaaa..." sang si istri manja bertanya

" Ini......." suaminya menyodorkan sebentuk cincin pada istrinya.

" Waaw......" sang istri tertawa geli menerima hadiah suaminya.

" Eittt.. ini asli lho..." sang suaminya buru buru menimpali.

" mutiarakah ..? sang Istri bertanya sambil menyentuh bulatan kecil di atas cincin hadiah itu.

"bukan ... asli belinya di bali .." suaminya tersipu

sebuah ciuman hangat dan pelukan mesra menjadi balasan dari hadiah sederhana itu..

Cinta, adalah hadiah terindah ..

sungguh .. masih adakah cinta setulus, sesederhana ini..?


BY CAMAR PUTIH


 

Sungguh luar biasa cintanya...
Sejak terjaga di pagi berembun, hingga mengantar lelap di ujung malam
Sungguh indah cintanya..
Seharian tanpa terlupa, semalaman tetap terjaga
Kau yang sederhana
tumbuh di tanah yang terabaikan
Padamu cintaku termaknai
Kini
Di tiap pagiku, hanya ku nanti sapamu
Bersama bunga Ilalangku

By camar putih, 23 Feb 2012

Cinta..... dipandang dari sisi manapun tergambar keindahannya, dari teori apapun nampak kebenarannya dan oleh siapapun terlihat dominasinya...... teruslah mencintai......

GELISAH ITU

Gelisah itu menyeruak
Di semak semak hati yang lama tak tersiangi
Berangkat dari sisi tak terlacak
berakhir disaat tak tertebak
Panjang dalam ukuran jarak
Lama dalam hitungan detak
Alurnya adalah sedih merebak
Dengan resah yang tak bisa ditolak
mengikuti kehendak yang terjebak
Tak mampu keluar dari benak
melangkah setapak demi setapak
tinggalkan jejak di setiap pijak
Tak peduli ratap yang bertempik sorak
dan tangisan mengisak
dengan indah beranjak dan mengelak
dari rentetan kata - kata bijak

Gelisah itu menyeruak di belukar hati
Yang lama tak terantingi
berputar melingkar
Menyusuri kembali jalan yang sudah terlalui
Tak juga nampak tanda untuk menepi dan terhenti
Mengacuhkanku yang terpaku
dan tak juga menemu pintu
Untuk mempersilakannya berlalu dari situ

Danasri Lor, 15 Februari 2012-EW.WINARNI
— bersama Nursintauli Magdalena dan 41 lainnya.
By Ermi
KINI
Kini baru aku mengerti
Keberatanmu selama ini
Ketika apa yang kukata sebagai kebaikan hati
Jadi lebih dari bumerang
tak cukup berbalik sekali
berulang , Meraut banyak sisi
dan aku terintimidasi rasaku sendiri

Sekarang baru aku tahu
Apa maksudmu
Ketika apa yang pernah kau sebut
kini menjadi kemelut yang saling berpaut
Dalam ambigu rasa aku tersudut
Di keinginan menjadi bijak
dan hasrat melawan kehendak
menghadapkanku pada fakta
ada hati yang terluka
dan jiwa tercidera

kini baru aku tahu dan mengerti
Ketika suaraku tak bisa kau dengar lagi
Dan sedihku menjadi kisah sunyi
Dalam satu edisi
Untuk sebuah batu berhati

Danasri Lor, 20 Februari 2012-EW WINARNI
— bersama Nursintauli Magdalena dan 44 lainnya.

Senin yang indah,
bersama Farah Ramadani

Jam 07.15.
Baru saja aku masuk ke halaman sekolah, ku lihat semua guru berkumpul di kantor, biasanya ada di kelas menemani anak anak baca iqro, sebelum sempat heranku bertambah ku lihat Ibu kepala sekolah menggendong seorang anak. dan Bu Tuti segera menhampiriku yang sedang melepas helm.

"Ayooo Bu Teni anaknya bermasalah tuh .." Senyum cemas Bu Tuti mengiringiku masuk ke kantor. suara tangis Farah masih keras melengking, matanya sembab suaranya sudah serak.

"Sudah lama...?" Aku berbisik sama Bu Tuti

" Sudah setengah jam lebih, tadi di antar Umminya belum nangis pas Umminya pulang Farah nya ngamuk " Bu Tuti menjelaskan.

Farah, adalah satu satunya putri kecil di Grup A asuhanku, Farah yang paling manis , ga rewel, paling mandiri, paling gampang di ajak belajar, suaranya kecil hilang hilang, sering kehilangan perhatianku tersedot oleh kawan laki lakinya yang full batrenya, Farahku yang mungil, BB nya cuma 13 kg. tinggi badannya cuma 102 cm, tapi dia lancar membaca juga Iqro, paling senang kalau aku bernyanyi tik tik bunyi hujan.

"Mau ke Umiiiii....." Farah menjerit jerit, kakinya menggelosor ga ketahan.
"Kan Umminya lagi bekerja sayang, dinas pagi .." Ibu Kepala kerepotan memegangi Farah.
"Pulangggggg.....mau pulangg...." suara Farah hilang di telan tangisnya yang makin serak.
"Abinya juga sama dinas pagi sayang, Farah kan anak sholeh , anak Ibu yang pinter ..?" Ibu Kepala berusaha keras membujuk
"Ga mauuuu... mau pulangggg...." seuara Farah melengking
"khoeek.... khoeekk...Ummiiii..." Farah terbatu batu di iringi muntah , sepertinya kering tenggorolkannya, aku menyodorkan air minum tapi di tolak kakinya menendang sambil tetap menjerit jerit, kontraksi di tenggorokannya memancingnya muntah, Ibu Kepala benar benar kewalahan kerudungnya sudah miring miring ga jelas, dengan bahasa isyarat Beliau memintaku mengambil Farah. ku taruh tasku, dan ku hela nafas dalam dalam , ku turunkan energi dan emosiku di titik nol , sebab aku tahu anakku lagi tinggi emosinya.

Bismillah, ku ulurkan tangan meraih Farah, bajunya basah keringat bercampur air mata, aduh anakku sayang hatiku luruh begitu tubuh mungil itu denngan cepat beralih ke pelukanku, tangisnya masih keras, memelukku erat.
"Ibuuuuu... pulanggggg..." suara seraknya memohon.
Aku membalas pelukannya dengan usapan lembut di punggungnya, ku seka wajah kecinya yang basah oleh air mata, ku cium lembut pipinya yang lengket ku beri dia senyum, tanpa kata, tanpa penyanggahan, tanpa tawaran untuknya
"Ummiii...mau ke Ummi...." Farah masih menghentak hentakkan kakinya di pelukanku .
Ku bawa Farah ke luar, mengitari Masjid di depan Sekolah. ku tepuk tepuk punggungnya lembut, dan aku bersenandung pelan

"Allohuma Sholi A'la Muhammad, Ya Robbi Sholi a'lahi wa salim..."
.
Aku bershalawat di telinganya, terus berulang ulang, beberapa kali Farah masih memanggil Ummi dan Abinya, dan aku terus bersholawat lembut dan sepenuh hati, ku dekati kolam kecil di belakang sekolah , ku arahkan agar Farah melihatnya, dan benar mata sembabnya mengikuti tanganku menyentuh air, aku terus bersholawat, tangis Farah sudah mereda tapi masik kuat memelukku.

"Hai ikan ikan kecil .. sedang apa kau ..?" aku memasukkan daun daun kecil ke kolam,
" Iiihhhh.. ko kecil semua ya ikannya, yang gede nya mana ya .. kaya anak TK kecil semua ..."
"Ibu.. kalau yang gede kan di makan ...aku suka ikan goreng .." tanpa ku duga Farah menyahutku, matanya berbinar.
"Alhamdulillah...." aku bersorak melihat Farah begitu antusias

5 menit kemudian Farah dan aku bergandeng tangan memasuki kelas, ke kedipkan mataku pada guru gru yang tersenyum senang.

Segenap Shalawat dan Salam terhatur kepada Nabi yang penuh cinta kasih, Muhammad SAW.
sebab namamu yang mulia
sebab cintamu yang tak berbatas
mampu menghilangkan tangis, anakku
terima kasih Farah...
sebabmu Ibu jadi berShalawat
Senin yang indah..

By CAMAR PUTIH





Satu moment di satu hari

Jam 9 pagi tepat, memang waktunya Tukang Sayur langganan kami mampir di halaman sekolah , jadi idola dia , di kerubuti Ibu Ibu, semua manggil manggil namanya, hmmm.. benar benar jadi pemeran utama dia.

"Kentang berapa mang..?" Ibunya Nadya nanya si mang sambil memilih milih sayuran, belum sempet di jawab, Mamahnya Wulan menyela
"Bawang merah berapa...?"
"Masih sama dengan yang kemarin Bu.."Mang tukang Sayur dengan sabar menjawab, Ibu Ibu ini memang sahabat dan andalannya makanya dia sabar banget meski Ibu Ibu cerewet bersaing sama Anak Anaknya .. hehe

"Hmm, Bapanya Anak Anak mana tahu , harga sayuran mahal mahal, tahunya dia makan harus enak aja " Bu Haris menggerutu sambil memilih Wortel.
" Iya benar sedangkan uang bulanan ga pernah naik naik, kita yang pusing , makanya jadi mudah emosi kita.." Bu Lila menimpali dengan nada mulai tinggi
Si Mang tukang Sayur cuma bisa nyengir kuda tanpa berani komentar, dah menyangkut gender pikir dia, cari aman deh ..

"Sumpah, kalau aku di penuhi semua kebutuhan sehari hari oleh Bapanya Anak Anak, aku akan jadi istri Sholehah deh, nurut, patuh,kalau perlu aku jilatin kakinya apa apa aku layani deh, ini mah gimana mau melayani emosi tinggi terus, kebutuhan banyak uang minim .. darah naik jadinya.." Bu Hani ngomel panjang lebar .

dan aku tersedak ..
tertawa tertahan, Ibu Ibu yang lain pada ketawa tapi setuju dengan omelan Bu Hani.

Aku jadi teringat Si Cimot kucing putih milik kami yang telah tiada,
ada saat saat kebersamaan kami yang begitu indah, kami makan maka Si Cimot pun ikut makan di dekat kakiku, jika kami, aku dan anak anakku tidur maka Si Cimot pun ikut tidur bergelung di bawah tempat tidur.
lalu karena kesibukkan aku waktu itu, Si Cimot tak lagi terurus jarang ku gendong, makannya pun tak lagi bareng entahlah makan di mana dia sering aku lupa memberinya makan, tapi si Cimot tak pernah berubah , dia tetap tetap tidur di keset di bawah tempat tidur, tetap menyapaku saat aku pulang ke rumah dengan ngeongan yaang manja , tetap mengeluskan kepalanya ke kakiku, meski sering ku abaikan .
dia juga tetap berlari kencang saat ku panggil namanya di halaman saat di sedang main di rumah tetangga, mendatangiku dengan semangat lalu loncat ke pangkuanku saat aku jongkok menyambutnya.
Aku menangis sesegukan saat satu hari ku dapati Si Cimot sudah kaku di antar tetangga bulu putihnya penuh lumpur, kecebur kolam katanya, rasa bersalahku yang membuatlku menangis hampir seharian , Si cimot pasti hendak nangkap ikan di kolam karena dia lapar...

dia tidak pernah meminta
dia tidak pernah mengeluh
dia juga tidak pernah protes padaku
terlebih dia tak pernah meninggalkanku
Cimot maafkan aku
padamu ada ketulusan tanpa syarat
membuatku selalu.terkenang padamu....

by camar putih

Rabu, 22 Februari 2012

"MALAM"  by ermi
malam terlalu indah untuk dinikmati
dari sekedar mengingatku dan menyimpannya
menjadi rindu yang melukai
dan dendam yang menyakiti
karena sebenarnya aku terlalu baik
untuk bisa menyakiti dan melukai
(tawaku kubawa mimpi)
"KEINDAHAN WANITA"

Keindahan seorang wanita adalah pada kekuatannya. Begitu tak terbatas hal-hal yang harus diatasinya. Dengan tangan terbuka dan hati terbuka ia menaklukkan semua persoalan. Mengorbankan dirinya sendiri, Mementingkan kebutuhan orang lain lebih dari kebutuhannya sendiri. Kecantikan sejati dari seorang wanita terletak dalam jiwanya tidak pada wajahnya. Cinta tanpa syarat yang dia miliki adalah perasaan yang sulit dimengerti bagi banyak orang. Kekuatan seorang wanita tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, hal ini ditunjukkannya dengan cara bagaimana dia membawa dirinya dalam perjalanan kehidupan, sebesar apa kepercayaan dirinya juga bagaimana dia menghormati dirinya sendiri. Dia kuat dia memiliki kemampuan untuk berjalan dengan senyum dan kepala terangkat tinggi ketika jauh di dalam hati dia menangis, dia dapat menyisihkan semua emosi dan bangkit dari setiap keterpurukan.
— by Risya
.
"IMPIAN"   
                                                                                                                                                             Aku ingin punya sebuah rumah
kecil sederhana, di pinggiran desa
di mana halamannya cukup luas
agar bisa kutanami pohon mangga dan rambutan
agar jika musim mereka berbuah lebat bisa ku petik sendiri dan ku bagi tetangga saudara dan sahabat
dan bisa juga ku tanami bunga bunga
di mana tiap sore ku siangi dan saat mereka berbunga
aku bisa lebih cantik karena warna warni mereka
Aku ingin punya rumah
kecil sederhana, di tepian desa
di mana belakang nya ada kolam kecil dan ku pelihara ikan
di sampingnya ku pelihara Ayam dan kelinci
agar jika saudara, teman, mengunjungiku dapat ku masakkan mereka dengan semua hasil karya cintaku
Aku ingin punya rumah
kecil sederhana, di pelataran desa
di mana saat matahari tergelincir
ku tunggu kekasihku pulang kerja
ke sambut dengan senyum cinta ku cium tangannya
lalu kami lalui malam bersama jengkerik yang bertasbih
ku gelar sajadah saat malam sepertiga
ku bangunkan kekasihku dengan ciuman sayang di keningnya
"Assalamu'alaikum cinta mari bangun rumah kita di surga
di mana tak akan kita berpisah selamanya..."
Aku ingin punya rumah
di mana selalu dapat ku lihat cintaku sepanjang tahun..
Amin.  -Oleh Camar Putih



"DOA BUNDA"    
                                                                                                                                            Assalamualaikum bunda,
Selepas shalat dhuhur, Saya teringat pada Nadya, sudah 3 hari belakangan ini dia bertanya,
" Ibu..Ibu.. kalau aku Sholat Dhuha tiap hari aku bisa jadi Dokter ya bu...? mata bulatnya bersinar bertanya padaku dan Saya jawab
"Tentu saja sayang, Insya Alloh teruslah belajar yang rajin dan berdoa.."
dan tadi pagi pagi sekali Nadya sudah cerita dengan riang
"Ibu...Ibu .. semalam aku bermimpi jadi dokter..?
"benarkah...?? dokter apa sayang..?"
"dokter hewan ibu..."
"Alhamdulillah...Amin."
Untuk itu bunda, tolong bantu Nadya mewujudkan cita citanya dengan doa dari bunda, sebab sebuah doa dari ibunda buat anaknya naik ke langit tanpa hisab dan di Aminkan oleh ribuan malaikat di langit dan di bumi, sebuah doa dari ibunda buat anaknya membuat pintu langit terbuka, Ayoo bunda.. jangan pernah menyepelekan sebuah impian, doamu menjadi kunci pembukanya.
Camar Putih dengan Risya Pramesti.

Selasa, 21 Februari 2012

ILALANG

Warna keperakan saat tertimpa sinar matahari
penuh bulir lembut ringan berisi
bergoyang tertiup angin sepoi
kekanan kadang kekiri menuruti kata hati
hadirmu menambah indah hamparan rumput tak bertepi
tetaplah kokoh saat tapak menginjak
tetaplah gagah saat angin menghentak
tetaplah tegar saat badai menggelegar
tetaplah tegak tusukan menghujam
ku ingin sekuat ILALANG
lembut tapi kuat kokoh bagai karang
ku ingin indah seperti ilalang
sederhana, bersahaja tapi berwibawa
tetaplah seperti itu karena itu yang kumau

medio rabu, 22 Maret "12 jam 07.20